Jumat, 26 Oktober 2012

This Is Me :D


By the way kali ini saya bakal nge-blog tentang kepribadian saya. Selama nge-blog disini.. saya belom pernah ngenalin siapa saya sebenernya. Okay well, Nama saya Aulia Reza, cukup manggil saya Aulia. saya perempuan dengan tinggi 170cm, ukuran sepatu 40 (ini penting siapa tau one day ada someone yang pengen beliin, daripada salah kan ntar mubazir :P ) *hahah lupakan.

Oh iya, saya paling anti sama satu binatang yaitu, KUCING... Aneh kan yaa? Yah itulah saya. Terserah kalian mau nge-judge saya apa but it’s true... Dan anehnya lagi ntah kenapa dari kecil saya selalu lari ketakutan setiap ada kucing. Ga tau deh mama ngidam apa pas lagi hamil , sampe-sampe saya phobia sama yang namanya KUCING. Tapi, sebenernya menurut saya kucing itu binatang yang lucu dan nge-gemesin. saya sering kesel sendiri sih kalo ngeliat kucing disiram, dipukul atau ditendang padahal kan tuh kucing ga punya salah apa-apa. (kok jadi ngomongin kucing yah XD ) *CURHAT =))

Next, kalo lo memang mau kenal sama saya, harusnya kalian cukup kenal dengan cara saya deal with people. saya itu seneng jailin orang, becanda, sama even debat sama orang, dan reaksi itulah yang penting buat saya. Kadang saya suka mengekspresikan diri lewat media, jujur dan apa adanya *cieelah . Jadi diri sendiri itu memang mengasyikan!!

Anyway, semua welcome to my blog and tell me what you think.
Sorry postingan pertama yg ini telat :D
 

Miss Someone In Heaven


Selamat Jalan dan selamat tidur , Semoga kamu mendapatkan mimpi indah dsna . Jangan lihat aku yang menangis karenamu yangg tlah berbaring kaku , karena tubuhmu yg dingin dan karena matamu yg terpejam untuk selamanya .

Kemarin gelak tawa tercipta karena tingkah lucumu , tapi skrg gelak tangis pecah karena diammu . aku benar-benar tidak percaya kau sudah tidak dsni , aku seakan tak bisa menerima bahwa kau telah pergi . 

Ingin ku raih tanganmu dan katakan jangan tinggalkan aku , Ingin ku peluk tubuhmu saat nafas masih melekat d jiwamu . tapi kini kau sudah terlanjur menghilang , hnya lirihan do'a yg bisa ku persembahkan untukmu . terima kasih untuk perhatian dan kasih sayang yang telah kau berikan padaku selama ini. Semoga Tuhan menjaga tidur manismu , semoga engkau mndpatkan tempat indah disana.


Minggu, 21 Oktober 2012

Selamat jalan kak, I love u


Tuhan mungkin memiliki kehendak lain untuk keluargaku. Sehingga memanggil seseorang yang begitu berharga bagiku. Seseorang yang sangat aku  sayangi. Kini kau telah pergi untuk selama-lamanya. Aku tahu kau menderita penyakit yang kronis yaitu, Lupus. Penyakit yang telah merenggut nyawamu dan penyakit yang selalu membuatmu merasakan kesakitan. Dan kini Tuhan telah mengangkat penyakitmu yang membuatmu takkan merasakan sakit lagi.

Tak sanggup untukku mengingat saat-saat kita selalu bersama. Dulu kita sering melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Berbagi suka dan duka bersama. Tapi hal itu tidak akan pernah terjadi lagi.

Dan ternyata tuhan lebih menyayangimu. semoga kau mendapat tempat terbaik di surga. kami mencintaimu, walau terasa tak percaya tapi ini nyata bahwa kau telah tiada, cantik rupamu, cantik budi pekertimu, kau bidadari bagi kami, selamat jalan kakakku sayang. Walau terasa berat untuk merelakanmu pergi jauh. Tapi aku mencoba ikhlas, Hanya Doa yang bisa ku kirimkan untukmu. Doaku selalu menyertaimu.

Tuhan aku mohon jaga dia disana jangan buat dia menangis lagi. Jika disana dia akan menemukan sebuah ketenangan dan jika di sana akan hilang segala kesakitan yang dia rasakan maka peluk dan jagalah dia Tuhan. Ku harap dia tenang dan bahagia bersamamu disana. 


*untuk kakak yang saya sayang. Yang sekarang ada di surga :*

Sabtu, 20 Oktober 2012

(Cerpen) Bakat yang terpendam



          Abi adalah seorang siswa di sekolah yang telah lama dikategorikan sebagai “the best school in town” tepatnya di SMP Harapan Bangsa. Ia tinggal di kota besar yaitu di Jakarta. Abi berumur 12 tahun. Ia duduk di kelas 7. Abi mempunyai seorang kakak perempuan yang bernama Mila. Mila sangat sayang kepada Abi. Mila selalu membantu dan memberi semangat kepada Abi ketika Abi sedang mengalami kesulitan.
          Pagi itu adalah pagi yang cerah. Udara masih terasa sejuk di kulit. Bercampur dengan kehangatan sang surya yang terbiaskan dalam semilir angin yang berhembus mesra. Sang surya memancarkan sinarnya yang keemasan dengan penuh kebanggaan. Burung-burung kecil seakan bernyanyi terbang kesana kemari. Pepohonan yang tinggi menari-nari bersemangat menyambut hari baru. Dengan penuh semangat Abi berangkat ke sekolah di antar oleh ayahnya yang akan pergi bekerja untuk mencari nafkah.
          sesampainya di sekolah, Abi langsung masuk kelas dan menuju bangku yang biasa ia tempati. Setelah itu Abi membaca ulang buku pelajarannya. Tak lama kemudian, seorang anak laki-laki datang menghampiri Abi dan duduk di samping Abi. Dia adalah teman sebangku Abi yaitu Doni.
          Doni sangat jago bermain bola basket. Doni dipilih menjadi kapten tim basket di sekolah karena ia sangat lincah dan pandai dalam bermain bola basket. Doni dan tim basketnya pernah mendapat juara dua di pertandingan bola basket tingkat provinsi.
          Abi pun ingin mencari bakatnya di bidang olahraga. Abi sangat ingin sehebat Doni. Akhirnya, setiap minggu sore Abi ikut latihan basket bersama Doni dan timnya. Doni juga tidak keberatan jika Abi ikut latihan bermain basket bersama timnya. “Jika kamu mau ikut saja latihan bersama kami hari minggu sore di taman kota” ajak Doni kepada Abi. “Tentu saja aku mau” ujar Abi dengan senang.
          Abi tidak menyangka kalau latihannya sangat sulit. Setelah pemanasan, ia dan yang lainnya harus mengelilingi lapangan sebanyak lima kali. Setelah 3 minggu latihan, Abi merasa tidak sanggup. Akhirnya, Abi berhenti mengikuti latihan basket.
          Saat di rumah, Abi menceritakan pengalamannya saat berlatih bola basket bersama Doni dan timnya kepada Mila kakaknya. “Sudahlah kamu jangan sedih. Mungkin kamu memang tidak berbakat di bidang olahraga basket. Tapi kakak yakin kamu pasti punya bakat di bidang lain: ujar kak Mila berusaha menyemangatkan Abi. “Iya kak, aku akan selalu berusahan dan pantang menyerah” kata Abi dengan penuh semangat.
          Esok hari saat di sekolah. Bel tanda istirahat pun berbunyi. Abi pun pergi ke kantin. Saat di kantin Abi bertemu dengan Weni. Abi pun duduk di samping Weni.
          Weni adalah anak yang sangat jago melukis. Weni pernah menjuarai lomba melukis antar sekolah se-kotamadya. Ia mendapat juara satu.
          “Hai Weni! Bagaimana tentang kegiatan melukismu?” Tanya Abi dengan memulai percakapan antara mereka berdua. “Biasa-biasa saja, mengapa kamu menanyakan itu?” jawab weni sambil meminum es jeruk yang ia pesan. “Tidak apa-apa, aku hanya ingin mengetahui secara detail tentang melukis” ujar Abi. “Hmm… Kalau begitu bagaimana jika kamu mengikuti bimbingan melukis bersamaku?” tawar Weni kepada Abi. “Baiklah aku terima tawaranmu. Kapan mulai bimbingannya?” tanya Abi. “Latihannya setiap hari sabtu dan minggu jam 3 sore” jawab Weni. “Baiklah kalau begitu” ujar Abi.
          Abi memilih untuk mengikuti bimbingan melukis karena ia ingin mencoba mencari bakatnya di bidang seni.
          Bel tanda istirahat telah usai. Abi pun segera berlari masuk ke dalam kelas. Selanjutnya adalah pelajaran bahasa inggris. Abi tidak begitu suka dengan pelajaran bahasa inggris karena ia merasa tidak pandai dalam pelajaran bahasa inggris.
          Seperti biasa, setiap masuk bu Rani selalu memberikan pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan di minggu sebelumnya. Banyak siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari bu Rani. Tapi, ada satu siswa kesayangan bu Rani. Dia adalah kiki. Setiap ada soal yang sulit bu Rani pasti menyuruh Kiki untuk mengerjakannya karena Kiki sangat pintar di pelajaran bahasa inggris.
          Kiki sangat di kenal  di kalangan guru-guru maupun siswa di sekolah. Bahkan Kiki pernah dipilih untuk mewakili sekolah mengikuti lomba bahasa inggris tingkat nasional dan mendapat juara kedua.
          Abi pernah merasa iri kepada Kiki karena Kiki memiliki bakat yang luar biasa. Abi merasa rendah diri. Setiap hari selalu di kelilingi oleh orang-orang yang memiliki bakat luar biasa. Abi merasa bahwa dia satu-satunya anak yang tidak memiliki bakat di bidang apa pun. Walaupun begitu ia tidak pernah menyerah dan selalu berusaha.
          Sudah 1 minggu Abi mengikuti bimbingan melukis. Setiap gambar yang ia lukis selalu saja tidak sempurna. Abi merasa tidak puas dan memilih untuk berhenti mengikuti bimbingan melukis. Abi merasa bahwa ia tidak memiliki bakat di bidang seni. Weni pun memaklumi keputusan Abi untuk berhent mengikuti bimbingan melukis.
          Semakin hari Abi malah semakin putus asa. Walaupun begitu, kak Mila tidak pernah berhenti memberi semangat kepada Abi. “Abi kamu jangan bersedih terus. Kalau kamu sedih kakak jadi ikut sedih. Kakak ingin kamu seperti dulu menjadi anak yang selalu ceria.” ujar kak Mila. “Tapi kak aku malu karena aku tidak mempunyai bakat di bidang apa pun” jawab Abi yang sedang sedih “Setiap orang mempunyai bakat tersendiri. Di dunia ini tidak ada orang yang tidak memiliki bakat. Kakak tahu kamu pasti mempunyai bakat yang terpendam dan belum kamu ketahui. Suatu saat kamu pasti tahu bakatmu di bidang apa. “Iya kak, aku jajni aku tidak akan bersedih lagi demi kakak” kata Abi yang mulai tersenyum. “Nah gitu dong, ini baru Abi adik kakak” ujar kak Mila dengan senyum manisnya.
          Keesokan harinya saat di sekolah, Abi dipanggil oleh ibu Lasmi ke ruangannya “Abi kamu ikut ke ruangan ibu sekarang.” Ujar ibu Lasmi. Abi pun merasa bingung karena ia tidak pernah melakukan kesalahan. Dengan gugup Abi mulai melangkah masuk ke dalam ruangan ibu Lasmi. “Ada apa ibu memanggil saya? Apa saya telah melakukan kesalahan?” tanya Abi bertubi-tubi. “Ibu cuma mau memberi tahu bahwa kamu dipilih oleh sekolah untuk mengikuti lomba cipta cerpen” ujar ibu Lasmi kepada Abi. Abi yang mendengarnya pun terkejut. “Mengapa saya yang dipilih? Mengapa bukan yang lain saja?” tanya Abi yang semakin bingung. “Ibu perhatikan kamu sangat pintar dalam pelajaran mengarang dan selalu mendapat mendapat nilai tertinggi di kelas” kata ibu Lasmi.
          Abi sadar bahwa dia memang hobi mengarang dan selalu mendapat nilai tertinggi jika diberikan tugas mengarang. “Tapi bu, sebelumnya saya tidak pernah mengarang cerpen” kata Abi. “Kamu kan sudah pandai mengarang. Jadi bisa kamu latih terus dan rajin membaca buku cerpen. Oh iya, ibu hampir lupa penutupannya di tutup 2 minggu lagi” ujar ibu Lasmi tersenyum. “Baiklah bu, saya akan berusaha” kata Abi.
          Saat di rumah, Abi menceritakan kepada kakaknya bahwa ia dipilih oleh sekolah untuk mengikuti lomba cipta cerpen. Kak Mila pun merasa senang. Sejak hari itu, Abi mempersiapkan cerpennya yang akan di lombakan. Setiap hari Abi rajin mamba buku cerpen yang ia beli di toko buku.
          Akhirnya, Abi menyelesaikan cerpennya. Ibu Lasmi dan kepala sekolah pun mengirimkan cerpen buatan Abi kepada panitia lomba. Setelah berminggu-minggu menunggu panitia lomba belum juga mengirimkan hasil pemenangnya. Abi tetap sabar menunggu.
          Saat upacara hari senin, Kepala sekolah mengumumkan sesuatu. “Kepada siswa yang bernama Abi dwi putra bapak minta untuk maju ke depan” kata pak kepala sekolah. Abi pun menjadi bingung campur panik. Ia merasa tidak pernah melakukan kesalahan. “Abi adalah anak yang sangat berbakat. Ia mendapat juara satu lomaba cipta cerpen” kata pak kepala sekolah lagi. Semua peserta upacara pun langsung memberi tepuk tangan kepada Abi.
          Abi merasa sangat senang karena ia memiliki bakat. Tidak di bidang seni maupun olahraga, tetapi di bidang sastra. Abi juga menjadi terkenal di sekolahnya.         Semenjak itu, jika ada lomba cipta cerpen di sekolah. Abi selalu di tunjuk untuk mewakili sekolah. Kak Mila pun merasa bangga kepada Abi adiknya yang sangat ia sayangi.

Kehidupan Kayla


Di sebuah perkampungan yang makmur, tinggallah seorang anak yang bernama Kayla bersama ibunya. Ibu Kayla biasa dipanggil ibu Siti. Ibu Siti adalah seorang penjual sayur - sayuran di pasar.Ayah Kayla sudah lama meninggalkannya sejak ia masih berumur 7 dan tak tahu pergi kemana.
            Sekarang Kayla berumur 12 tahun, ia bersekolah di SMP Harapan Bangsa. Setiap hari, setelah pulang sekolah Kayla membantu ibuny berjualan sayur di pasar sampai sore. Malam harinya, Kayla belajar dan mempersiapkan peralatan sekolahnya.
            Suatu hari, saat Kayla sedang membantu ibunya berjualan di pasar. Tiba – tiba ibunya pingsan. Kayla merasa sangat panik. Apalagi akhir – akhir ini ibunya sering sakit – sakitan. Kayla pun segera meminta bantuan kepada orang di sekitar pasar untuk membawa ibunya pulang ke rumah.
            Sesampainya di rumah, Kayla berusaha menyadarkan ibunya dengan mengusapkan minyak angin kepada ibunya. Setelah sadar Kayla langsung memeluk ibunya. “Ibu tidak apa – apa kan ?” Tanya Kayla dengan khawatir “ibu baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir” jawab ibu Siti. Kayla pun merasa lega setelah mendengar jawaban dari ibunya.
            Malam harinya, Kayla sedang belajar didalam kamar. Tiba – tiba ia mendengar suara ibunya yang batuk – batuk di dapur. Kayla pun segera menghampiri ibunya. Dia melihat keadaan ibunya yang lemah dan batuk darah. Kayla segera menelpon dokter untuk memeriksa ibunya. Dokter pun datang dan memeriksa ibu Siti. Setelah di periksa, dokter mengatakan bahwa ibu siti menderita penyakit kanker paru – paru. “Maaf Kayla, ibu kamu menderita penyakit yang membahayakan” kata dokter. “ibu saya sakit apa, dok ? Tanya Kayla sambil menangis. “sebenarnya ibu kamu menderita penyakit kanker paru – paru” jawab sang dokter dengan ragu – ragu. Kayla pun hanya bias menangis mendengar ucapan dokter.
            keesokan harinya, ibu Siti tidak berjualan karena sakit. Saat Kayla pulang sekolah ia melihat ibunya tergeletak di lantai. Kayla pun menghampiri ibunya, ternyata ibunya sudah tidak bernyawa lagi. Kayla pun menangis dengan histeris. Kini Kayla hanya hidup sebatang kara. Akan tetapi, dua hari kemudian nenek Kayla datang dari desa untuk menjemput Kayla dan tinggal di desa. Dengan begitu, Kayla terpaksa harus berhenti sekolah karena neneknya tidak punya biaya untuk menyekolahkannya.
            kini Kayla bersama neneknya tinggal di sebuah desa yang indah dan terpencil. Warga desa biasa memanggil nenek Kayla dengan nama nenek Kurnia.
           
Nenek Kurnia sangat dikenal di desa itu karena ajaran yang dianutnya dari nenek moyang dan kemampuannya tentang ilmu gaib. Sehingga warga desa pun mengikuti ajarannya. Setiap tahunnya mereka selalu mengadakan ritual dengan membawa sesajen dan diletakkan di pohon besar yang ada di tengah hutan.
            Akan tetapi, Kayla menentang ajaran yang dianut oleh neneknya. Kayla ingin neneknya menjadi orang menjadi orang yang beragama seperti dirinya. Setiap hari Kayla selalu menasehati neneknya. “Nek, sudahlah lebih baik nenek berhenti mengadakan ritual seperti itu” Nasehat Kayla. “Sudahlah Kayla berhenti menasehati nenek dan jangan mencampuri urusan nenek” Tegas nenek Kurnia. Kayla yang mendengar ucapan neneknya pun hanya bisa diam.
            Suatu hari, nenek Kurnia terkena sakit keras. Kayla ingin membawa neneknya ke dokter. “Nek, bagaimana jika kita pergi ke dokter untuk mengobati nenek ?” Tanya Kayla. “Tidak usah Kayla, nenek hanya sakit biasa jadi tidak perlu di bawa ke dokter”jawab nenek. Karena nenek kurnia selalu menolak untuk dibawa ke rumah sakit, akhirnya nenek Kurnia hanya dirawat di rumah. Kayla selalu merawat neneknya agar cepat sembuh. Banyak warga desa yang datang untuk menjenguk nenek Kurnia.
            Sudah berminggu-minggu nenek Kurnia belum juga sembuh. Setiap hari nenek Kurnia menyiapkan sesajen dan diletakkan di pohon besar yang ada ditengah untuk meminta kesembuhan. Akan tetapi, Kayla selalu menegur neneknya agar berhenti menyiapkan sesajen. “Nek, lebih baik nenek berhenti menyiapkan sesajen, percuma saja semua itu tidak akan membantu kesembuhan nenek. Lebih baik nenek bertobat kepada Allah dan meminta kesembuhan kepadanya” Nasehat Kayla. Nenek Kurnia pun tidak menjawab dan masuk ke kamar untuk beristirahat.
            Setelah beberapa hari, penyakit nenek Kurnia semakin parah. Untuk berjalan saja tidak mampu. Kayla sangat khawatir melihat kondisi neneknya tersebut. Tiba-tiba nenek Kurnia teringat kata-kata Kayla, ia pun termenung. Akhirnya, nenek Kurnia pun mau bertobat dan berhenti mengikuti ajaran yang dianutnya dari nenek moyang. Kayla pun merasa senang.
            Setelah nenek Kurnia sembuh dari sakitnya, ia kembali lagi mengikuti ajaran yang sianutnya dari nenek moyang, dengan menyembah pohon besar dan percaya kepada roh – roh halus. Melihat neneknya seperti itu Kayla merasa kecewa karena ia mengira neneknya sudah benar – benar bertobat. “Nek, bukannya nenek sudah bertobat dan berjanji tidak akan mengikuti ajaran seperti itu lagi” Tanya Kayla kepada neneknya. “Nenek hanya merasa bosan karena nenek lebih suka menjalani ritual seperti yang biasa nenek lakukan” Jawab nenek Kurnia dengan santainya. “Tapi kan nenek sudah berjanji tidak akan mengulanginya lagi” kata Kayla. “Nenek merasa tidak nyaman, nenek lebih suka dengan ajaran yang nenek ikuti sekarang” kata nenek. “ya sudah kalau itu memang kemauan nenek karena kayla tidak tahu harus berbuat apa lagi” kata kayla pasrah. Kayla hanya bisa pasrah mendengar ucapan neneknya itu dan tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk menyadarkan neneknya itu.

            Setiap harinya, nenek Kurnia selalu sibuk untuk menyiapkan sesajen. Nasehat dari Kayla pun tidak pernah di dengarkan oleh nenek Kurnia. Akan tetapi, kayla tidak pernah menyerah untuk menyadarkan neneknya agar segera bertobat.
            Suatu hari, desa itu diguncang bencana alam yang sangat dahsyat. Desa itu mengalami hujan yang sangat deras dari pagi hingga malam hari yang menyebabkan terjadinya banjir bandang..
            Warga desa pun sangat panik dan segera berlarian untuk menyelamatkan diri. Kayla dan neneknya juga sangat panik. Mereka ingin menyelamatkan diri dengan naik ke atas bukit. Saat Kayla sudah sampai di atas bukit, tanpa sadar kayla tidak tahu bahwa neneknya masih berada di kaki bukit. Kayla pun segera melihat ke bawah dan ternyata neneknya sudah tenggelam dan tidak terselamatkan lagi
. Kayla pun menangis karena telah kehilangan orang yang sangat ia sayangi.
            Banyak warga yang selamat dari bencana itu. Kini Kayla bersama warga desa yang selamat, tinggal di atas gunung. Mereka membangun rumah disana karena rumah mereka yang sebelumnya telah hancur di terjang banjir bandang.. kayla pun juga tinggal di atas gunung, ia tinggal di dalam gubuk kecil dekat perkebunan orang tuanya.
            Saat Kayla sedang berkebun, ia melihat seorang pria yang tak asing lagi baginya. Pria itu pun mendekati Kayla dan langsung memeluknya. Kayla pun menyadari bahwa pria itu adalah ayahnya yang telah lama tidak dijumpainya. “Ayah dari mana saja? Kenapa sudah 5 tahun ayah tidak pulang?” Tanya kayla dengan tangis haru. “maafkan ayah Kayla, ayah pergi merantau untuk mencari uang agar bisa merubah nasib keluarga kita” jawab sang ayah yang juga menangis. “Sudah terlambat yah, ibu dan nenek sudah tidak ada” kata Kayla. “Maafkan ayah Kayla, kamu jangan sedih lagi karena kamu masih mem iliki ayah di dunia ini” jawab ayah sambil mencium kening Kayla.
            Sudah seharian, Kayla hanya berada di dalam gubuk bersama ayahnya untuk melepas kerinduannya. Kayla merasa senang bisa bertemu dengan ayahnya lagi. Setiap hari, Kayla selalu menghabiskan waktu bersama ayahnya.
            Beberapa bulan kemudian, saat tengah malam Kayla melihat ayahnya sedang tidur. Tetapi, Kayla merasa ada yang yang aneh wajah ayahnya begitu pucat. Dengan segera Kayla langsung memeriksa denyut nadi ayahnya.  Sesaat Kayla terdiam dan mengeluarkan air mata. Kini ia harus menerima kenyataan bahwa ayahnya telah meninggal dunia. “Tuhan, mengapa engkau ambil orang – orang yang aku sayangi? Engkau sudah mengambil ibu dan nenekku.Mengapa engkau ambil lagi ayah yang sangat aku sayangi ya Tuhan. Tapi aku tahu engkau pasti punya rencana lain yang indah untukku” tangis Kayla yang berusaha tersenyum. Kayla tidak tahu harus meminta pertolongan kepada siapa. Keesokan harinya, Kayla mencari pertolongan kepada penduduk untuk memakamkan ayahnya. Kini Kayla hanya hidup sebatang kara dan melanjutkan hidup seorang diri.

*maaf kalo jelek, ini cerpen pertama saya :)